Jemberpost.com,
Kekurangan air bersih dan kebutuhan akan pelayanan listrik nampaknya masih terjadi di Kecamatan Arjasa. Betapa tidak, dalam pelaksanaan Dialog Solutif Bedah Potensi Desa di Kecamatan Arjasasetidaknya ada 3 desa yang mengeluhkan kurangnya persediaan air bersih di musim kemarau serta layanan listrik masuk desa yang masih kurang. Sehingga tanpa tendeng aling-aling persoalan tersebut disampaikan pada Bupati Jember MZA Djalal.
Hal itu seperti yang disampaikan warga Desa Biting, Sazali bahwa, meskipun wilayah Kecamatan Arjasa dilewati sungai. Tapi untuk pemenuhan air bersih para warga kerap merasa kesulitan, terlebih di musim kemarau kemarin. Bahkan, pada musim tersebut masyarakat Biting terpaksa bertahan dengan cara membeli air kepada pedagang keliling selama 7 bulan. “Biasanya pada musim penghujan persediaan air bersih cukup. Tapi setelah menjelang kemarau kami mengalami krisis air bersih dan bisa mencapai 7 bulan, karena pada musim kemarau sumur-sumur kami surut, terpaksa penduduk harus melakukan MCK di sungai, ”katanya pada Bupati.
Lebih jauh bahwa untuk pemenuhan air bersih di desanya. Ia mengusulkan supaya pemerintah mengoperasionalkan bantuan sumur bor yang telah dibuat pada tahun 2002 lalu. “Kami mengharapkan pemerintah mengoperasionalkan bantuan sumur bor, agar kebutuhan akan air bersih dapat tercukupi, ”pintanya.
Krisis dan kekurangan air bersih yang sama juga dialami warga Desa Arjasa dan dan Candi Jati dimusim kemarau. Untuk Desa Candi Jati lebih-lebih di wilayah desa sebelah selatan dan utara. Karena begitu langkanya air membuat warga desa harus mengusung air dari daerah PTP Bobin yang letaknya relatif jauh dari rumah penduduk. “Para warga dimusim kemarau harus mengambil air bersih dari lokasi PTP Bobin, ”ungkap Bambang, salah satu warga Desa Candi Jati.
Sementara permasalahan yang masih menjadi keluhan warga Dusun Padusan dan Teratai Desa Darsono. Di malam hari kedua warga dusun itu harus menikmati malam-malamnya dengan penerang yang terbuat dari lampu minyak. Demikian pula dengan sekolah SMP Satu Atap yang terdapat di desa Kamal. Praktik komputer siswa kerap terhambat karena persoalan listrik, sehingga mempengaruhi kualitas belajarnya.
Menanggapi keluhan-keluhan itu, Bupati Jember, MZA Djalal, mengatakan guna pemenuhan air bersih di musim kemarau yang akan datang, pemerintah bakal mencarikan solusi dengan cara menerjunkan tim survei yang akan mencari titik-titik mata air yang bisa dimanfaatkan warga. “Supaya masalah kekurangan air bersih bisa diatasi secepatnya, dan beliau menunjuk Dinas Cipta Karya yang akan mengirimkan tim survei guna mencari sumber-sumber mata air yang bisa dimanfaatkan warga. Supaya pada musim kemarau mendatang warga tidak lagi kekurangan air bersih, ”tuturnya.
Sedangkan soal bagaimana solusi listrik desa ini bisa teratasi, Bupati Djalal mengatakan akan mengalirkan listrik ke desa-desa yang belum teraliri, asalkan PLN siap untuk menyuplainya energinya. “Kalau PLN siap untuk menyuplai listriknya, Pemkab akan segera memasang tiang-tiangnya dengan dana APBD, ”tegasnya.
Terkait dengan masalah kesulitan listrik di SMP Satu Atap, Bupati menyarankan untuk menggunakan diesel atau genset untuk menghidupkan berbagai peralatan listrik seperti komputer. Termasuk di kawasan Desa Kamal yang berada di atas bisa menghidupkan listriknya dengan bantuan genset, nanti akan kita bantu dengan gensetnya, ”katanya, di depan ribuan masyarakat Arjasa. (sal)

Kategori

Blog Archive

Kamis, Januari 22, 2009
Warga Keluhkan Air Bersih
Diposting oleh Team Redaksi
Label: Berita Umum
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar