Jumat, Januari 30, 2009

Temu Wicara Interaktif Mensos RI Di Jember


Jemberpost.com.
Guna mempermudah akan penanganan darurat bencana, Pemerintah Pusat melalui Departemen Sosial (Depsos) RI membentuk jaringan Taruna Tanggap Bencana (Tagana). Jajaran ini dibentuk disetiap Kabupaten/Kota dalam skala nasional, dengan dilengkapi perlengkapan tanggap bencana. Dengan begitu, bila bencana terjadi sewaktu-waktu dampak bencana bisa diminimalisir sekecil mungkin.
Mensos RI, Bachtiar Chamzah, mengatakan Depsos telah menyiapkan sistem penanggulangan bencana di ibu kota Propinsi hingga Kabupaten/Kota yang tersebar di seluruh Nusantara melalui jaringan tanggap darurat yang dilakukan oleh Tagana.
Pembentukan Tagana dilakukan setahap demi setahap guna menyiapkan tenaga yang terampil mampu secara praktis dan cepat menangani bencana, mulai dari penanganan korban hingga evakuasi. “Ada peralatan-peralatan yang setahap demi setahap kami bangun, sehingga bila bencana terjadi sewaktu-waktu kesiapan penanganan harus lebih baik, ”terangnya.
Tanggap darurat secara cepat, katanya, tidak mungkin dilakukan oleh birokrasi. “Untuk kesiapan itu semua tidak mungkin dilakukan oleh birokrasi, maka kita membentuk Tagana, ”ungkapnya.
Ia mengatakan, anggota Tagana di seluruh Indonesia saat ini mencapai hampir 35 ribu personil. “Saya bercita-cita Tagana di Indonesia bisa mencapai 40 ribu di seluruh tanah air, ”tandasnya.
Ketika bencana terjadi, katanya, walaupun pemerintah memiliki peralatan lengkap mulai dari mobil rescue sampai dengan alat komunikasi, tetapi segenap peralatan tidak mampu dioperasionalkan oleh birokrasi dalam waktu yang relatif cepat. Oleh karenanya, peran Tagana guna menggerakkan semua fungsi tanggap darurat bencana sangat vital dan dibutuhkan. “Birokrasi tidak akan mampu memasang tenda, menggerakkan mobil dan semua peralatan itu dengan cepat, kecuali dengan bantuan tenaga Tagana, ”imbuhnya.
Oleh karenanya, program selanjutnya berupa penanggulangan bencana adalah bisa menjangkau bukan saja di Propinsi peralatan yang lengkap, tetapi juga di Kabupaten-kabupaten. ”Sedangkan daerah-daerah yang mendapatkan prioritas utama bantuan penanggulangan bencana, diantaranya Kabupaten rawan bencana dan jauh dari ibu kota Propinsi, “tuturnya.
Pihaknya mengatakan, kedua kriteria Kabupaten itu bakal mendapatkan bantuan sarana prasarana tanggap bencana, sekaligus bantuan logistik. Dengan begitu, korban bencana bisa ditekan serta kebutuhan pangan bisa terpenuhi dan tidak terjadi kekurangan. Salah satu proyeksi program ini adalah didrop di Kabupaten Jember. “Jember akan mendapatkan fasilitas penanggulangan bencana yang sama dengan yang ada di Propinsi Jatim, ”katanya.
Sementara itu, Bupati Jember, MZA Djalal, menyatakan, frekuensi bencana alam di Jember kerap melanda tiap tahunnya. Sehingga Jember menjadi sentra rujukan di Tapal Kuda, yang meliputi Kabupaten Lumajang, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi. “Indikatornya SAR ditaruh di Jember oleh Departemen Perhubungan RI dengan jangkauan wilayah Tapal Kuda, ”tandasnya.
Oleh karenanya, katanya, jika Kabupaten Jember diberi tugas yang sama oleh Depsos dalam ihwal penanggulangan bencana, pihaknya siap melaksanakan tugas tersebut. “Bila Departemen Sosial memiliki program-program berupa dapur umum, dapur bergerak dan lain-lainya, kami siap untuk melaksanakan tugas ini, ”tegasnya.(sal)


Posting Komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template custom by Adiguna