Jemberpost.com Sekitar 20 orang petani di sejumlah wilayah Desa/Kecamatan Wuluhan mengaku kesal dengan bantuan bibit padi dari Pemerintah karena dianggap kedaluwarsa alias banyak gabuk. Sebab jika ditanam, sudah pasti benih padi tersebut tak akan bisa tumbuh. Tak ayal, para petani yang kesal membakar bibit padi jenis hibrida Intani-2 tersebut. 
Pembakaran puluhan kilogram bibit Intani itu dilakukan di lahan persawahan di Desa Wuluhan Kecamatan Wuluhan. 
Petani setempat, Sugiono mengatakan benih Intani itu diduga telah kedaluwarsa. Apalagi di benih itu terdapat bercak mirip jamur. Sehingga ketika disemaikan, gagal dan tidak dapat dilakukan penanaman padi. 
"Kami mengalami kerugian jutaan rupiah dan harus ada ganti rugi dari pemerintah pusat," kata Sugiono, 
Bibit bantuan pemerintah itu awalnya berjumlah sekitar 750 kilogram di Kecamatan Wuluhan dan 120 kilogram di Kecamatan Ambulu. Bibit itu disalurkan kepada 4 kelompok petani diantaranya, Aneka Tani, Rukun Tani, Tanjung Jaya dan Margi Rahayu. 
Bibit ini dijanjikan oleh pemerintah pusat agar petani bisa mendapat panen lebih banyak dari jenis padi lain. Bibit Intani-2 di sawah milik Kunto misalnya, oleh Ketua Kelompok Tani Tanjung Jaya disemaikan sebanyak 10 kg. 
Tapi gagal saat persemaian. Hal serupa dialami petani kelompok tani Sumber Rejeki Desa Glundengan yang hanya muncul sekitar 25 persen dari 10 kilogram bibit yang sudah disemaikan. 
"Jelas bibit intani ini mutu rendah. Tunas padi nya jelek. Lebih jelek dari varietas lain. Sebanyak 1,8 kuintal bibit padi hibrida Intan-2 yang sudah disemai gagal tumbuh karena kedaluwarsa tadi," paparnya. 
Alhasil, sejumlah petani akhirnya mengkomplain pemerintah melalui asosiasi petani. Bahkan mereka minta ganti rugi Rp 200 ribu kepada petugas penyuluh pertanian setempat. Tapi sayang, hingga kini belum terealisasi. 
Sementara itu Ketua Asosiasi Petani Tanaman Pangan Indonesia (Aptakin) Jember, Yudi Suyudi mengatakan, para petani di sana kini mengaku kesal karena janji ganti rugi yang diberikan oleh suplier ke petani belum terwujud. 
"Kita akan menuntut secara hukum apabila ganti rugi tidak ada dari pemerintah. Bibit padi hibdrida Intani-2 di persemaian itu meski dipaksa tumbuh dengan berbagai pestisida tidak bisa. Dari 10 Kg bibit yang disemai hanya 25 persen yang tumbuh," beber warga lagi. 
Sedangkan Kepala Dinas Pertanian Ir Hari Widjayadi, mengaku masih merapatkan persoalan itu dengan Bupati. [her/BJ]
 
Kategori
 
Blog Archive
 
Senin, Desember 22, 2008
Bibit Padi Bantuan Pemerintah Dibakar Petani
Diposting oleh Team Redaksi
Label: Berita Umum, Pembangunan Desa, Selidik Kasus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 
 
 
Posting Komentar