Jemberpost.com,
Ratusan pedagang rujak yang ada di Jember, memadati halaman dan areal parkir KODIM 0824 Jember kemarin untuk mengikuti Festival Rujak Cingur yang baru pertama kali ini diadakan di JemberLayaknya seorang Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa mangkal di warung-warung, pedagang rujak dengan asyiknya meracik (meng-ulek.red) bahan rujak sambil disaksikan penonton dan pejabat serta dewan juri seolah mereka tidak memperdulikan kehadiran mereka. “Saya sudah biasa kok mas berjualan rujak dan langganan saya sudah banyak, bahkan sering melayani pesanan dari hotel yang ada di Jember, “ujar Suparmi salah satu penjual rujak yang biasa mangkal di Jalan Letjen Suprapto Kebonsari Jember.
Menurut Letkol ARM. Totok Suhartono, Dandim 0824 Jember mengatakan dipilihnya rujak cingur dalam festival kali ini, karena rujak cingur sudah terkenal dan identik dengan ikon masyarakat Jember. “Bahkan kalau bicara tentang rujak cingur, pasti Jember gudangnya, “katanya.
Lebih jauh Totok Suhartono menjelaskan peserta yang akan ikut berpartisipasi dalam festival rujak cingur ini ditargetkan sebanyak 200 pedagang rujak yang tersebar di Kabupaten Jember, namun hingga lomba ini berlangsung baru 170 pedagang yang sudah terdaftar dan siap mengikuti lomba. “Tapi tidak menutup kemungkinan peserta terus berdatangan dari penjuru Jember, sehingga lomba akan semakin ketat dan meriah, “lanjutnya.
Terkait dengan perhelatan untuk memperoleh penghargaan dari MURI, Totok Suhartono menjelaskan bahwa kegiatan itu memiliki 3 kriteria diantaranya pertama harus unik dan jarang dilaksanakan, kedua baru kali pertama festival ini dilaksanakan di KODIM sebab biasanya festival ini diselenggarakan di tempat umum dan melibatkan juri terbanyak. “Dan tim MURI sudah berada di Jember untuk melihat festival rujak cingur ini layak atau tidak masuk kategori, “terangnya.
Sementara itu Bupati Jember MZA Djalal merasa sangat senang atas inisiatif jajaran KODIM 0824 Jember untuk mengadakan festival rujak cingur dan mungkin baru kali pertama dalam sejarah kantornya kodim dipakai untuk berjualan rujak cingur. “Jadi pedagang rujak cingur ini sahabatnya tentara dan kalo rujaknya kurang laris minta tolong tentara untuk menghabiskannya, “ujar Djalal.
Lain lagi kisah Suparmi pedagang rujak cingur, kali Nur pedagang rujak yang sering mangkal di Hotel Bandung Permai ini merasa rujak cingurnya berbeda dengan rujak cingur lain karena sausnya. Saus rujak yang dibuat Nur terbuat dari campuran petis, kecap (pengganti gula merah), kacang, dan sejumlah bumbu yang dihaluskan. Untuk menambah kesegaran, ditambahkan daun kangkung yang sudah direbus matang.
Nur merintis usaha rujak cingur ini bertahun-tahun. Awalnya warung Nur ini hanya sebuah bedak (kios) kecil di depan rumahnya. Saat itu, Nur menjual bermacam-macam makanan seperti rujak hingga gado-gado. Lambat laun, jumlah pelanggannya terus bertambah dan rujak cingur Nur dikenal orang.
Untuk menjalankan warung, Nur dibantu oleh anggota keluarganya. Mereka bertugas menyiapkan bahan rujak, mengulek bumbu di cobek, dan menghidangkannya ke pembeli. Khusus untuk meracik bumbu dan mengolah petis, dikerjakan Nur sendiri. “Agar rasanya tetap terjaga,” kata wanita beranak tiga ini.
Nur mengaku keahlian meracik bumbu rujak ia peroleh secara otodidak. Keahliannya ini diperoleh dari ketekunannya selama bertahun-tahun. Untuk mengetahui apakah ulekan rujaknya sudah pas atau belum, biasanya harus dicicipi dulu oleh Nur. (sal)

Kategori

Blog Archive

Jumat, Agustus 07, 2009
Festival Rujak Cingur Di Kodim Jember
Diposting oleh Team Redaksi
Label: Berita Umum, Wisata
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar