Kamis, Maret 05, 2009

Proyek Doble Way 2009 Diharapkan Rampung

Jemberpost.com
Setelah pembebasan lahan di sepanjang jalan Hayam Wuruk rampung. Giliran pengerjaan double way ditarget tuntas tahun 2009. Pasalnya, sarana jalan tersebut sangat kondusif untuk mengatur lalu lintas sekaligus ketertiban kota seiring meningkatnya dinamisasi di sektor transportasi kota.
Setidaknya, pembebasan lahan di jalan Hayam Wuruk, mulai patung Kaliwates hingga perempatan Mangli telah usai dilaksanakan. Maka, giliran pemerintah memulai penggarapan proyek double way yang telah menjadi agenda Pemkab Jember bertahun-tahun lalu.
Penyelesainnya proyek tersebut, tentunya akan mendukung dinamisasi pertumbuhan ekonomi masyarakat Jember sekaligus sebagai citra ketertiban dan keindahan Kota Tembakau itu. Apalagi beberapa tahun terakhir mobilitas arus kendaraan Jember kian memadat. Terlebih yang mengarah ke jantung kota.
Logikanya, dengan melebarnya jalan urat nadi kota itu maka arus transportasi menjadi lebih lembang. Lalu dengan sendirinya menambah kelancaran perjalanan kendaraan di sepanjang kawasan kota. Sedangkan perempatan Mangli, yang menjadi pembatas kawasan double way tersebut diproyeksikan sebagai pemecah arus lalu lintas menuju outer ring road (jalan lingkar luar).
Di perempatan Mangli itu, outer ring road terpecah menjadi 2, yakni jalan lingkar luar menuju ke arah selatan melewati Kecamatan Ajung dan jalan lingkar luar utara menuju ke Kecamatan Sukorambi. Itu berarti, kendaraan angkutan berkapasitas besar akan melewati jalur itu dan tidak bisa memasuki kasawan kota.
“Secara umum Pemkab Jember telah menyediakan seluruh apa yang menjadi kebutuhan bagi suksesnya pelaksanaan double way,” kata Bupati Jember, MZA Djalal. Ia mengatakan, dengan diselesaikannya proyek double way yang sejauh ini masih terhenti, nantinya akan memberikan ruang yang lebih besar bagi kelancaran akses dan mobilitas kendaraan ke jalur kota.
Pihaknya menengarai, double way menjadi salah satu langkah strategis untuk memecahkan persoalan lalu lintas yang dari hari ke hari kian padat. Selain itu, jalan tersebut sebagai realisasi dari tuntutan masyarakat Jember, yang menginginkan perubahan lebih kondusif lagi di masa mendatang.
“Kita akan memperhatikan persoalan pelaksanaan proyek double way yang sudah ditunggu-tunggu masyarakat. Oleh karenanya, tim pembebasan lahan sudah melakukan percontohan sekaligus desain trotoar di sejumlah titik lokasi yang nantinya akan sambung-menyambung,” tandasnya.
Selain itu, Djalal mengatakan, untuk mengantisipasi berdirinya bangunan liar di sepanjang proyek double way itu, tim telah memasang tanda pembebasan, yang tidak boleh ditempati masyarakat secara serampangan. Karena selama ini, di sepanjang jalan yang memiliki tingkat mobilitas tinggi dan ramai cenderung dijadikan oleh para Pedagang Kali Lima (PKL) untuk tempat berjualan. Lebih-lebih jalanan itu dipasangi bedak-bedak yang akan mengurangi keindahan, ketertiban kota serta mengganggu kelancaran lalu lintas.
“Pada lokasi yang sudah dibebaskan itu telah dipasang tanda pembebasan lahan yang sekiranya tidak ditempati oleh aktivitas masyarakat khususnya para PKL,” terangnya. Di samping itu, tanda pembebasan lahan itu juga menjadi ukuran tingkat perolehan lahan yang sudah dibebaskan oleh tim.
Ia berharap langkah pemerintah guna membangun double way di jalan sepanjang kurang lebih 6 kilometer itu disikapi dengan arif dan bijaksana. Sikap tersebut sudah barang tentu menjadi cermin bagi masyarakat Jember yang ingin maju. “Rencana pembangunan double way ini saya harapkan disikapi secara arif dan kemauan yang sama dari seluruh elemen masyarakat,” tengaranya.
Dengan begitu, adanya dukungan dari semua pihak untuk menyukseskan pembangunannya menjadi indikator tingkat kemauan masyarakat menuju tatanan masyarakat Jember yang maju dan dinamis. “Dengan demikian, double way sebagai akses utama sekaligus sebagai jalur transit antar kota antar propinsi ini diharapkan terselesaikan dengan cepat dan menyeluruh,” paparnya.(sal)


Posting Komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template custom by Adiguna