Jemberpost.com
Kepedulian terhadap kelestarian dan keasrian di kawasan perkotaan mulai berdenyut. Wacana gerakan tersebut muncul dalam pengajuan hasil Musyarawah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Kaliwates ke tingkat Kabupaten. Warga daerah perkotaan tersebut menghendaki tumbuhnya kepedulian lingkungan yang signifikan di kawasan perumahan dan pemukiman warga, dengan cara menanami pohon buah blimbing di tiap pekarangan rumah.
Usulan masyarakat ini dinilai cukup menarik. Pasalnya, lebih dari 2.400 usulan pembangunan di bidang sarana prasarana wilayah pada 31 kecamatan di Kabupaten Jember menitikberatkan pada perencanaan pembangunan dalam bentuk fisik. Sedangkan satu-satunya usulan yang berorientasi pada wawasan kelingkungan hanya Kecamatan Kaliwates.
“Dari usulan Musrenbang mengenai pembangunan di bidang sarana dan prasarana wilayah semua mengarah pada sektor fisik. Hanya satu kecamatan saja yang mengusulkan pembangunan di sektor kelingkungan,” kata Kabid Prasarana Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten (Bappekab) Jember, Suharto.
Ia mengatakan, hasil Musrenbang di tiap kecamatan pada sektor fisik itu, umumnya mengusulkan pembangunan fisik berupa sarana jalan, pengairan dan jembatan. “Pada umumnya usulan itu mengarah pada sarana jalan, jembatan dan pengairan,” tuturnya.
Berbeda dengan yang diusulkan warga Kecamatan Kaliwates. Guna meningkatkan keasrian jalur perkotaan, terutama mengurangi tingkat polusi dan menjaga kesejukan udara kota. Masyarakat di kawasan tersebut lebih memilih mengembangkan blimbingisasi. “Blimbingisasi itu memang menjadi usulan murni masyarakat Kaliwates pada waktu Musrenbang beberapa waktu lalu,” kata Camat Kaliwates, Sigit Akbari.
Konsep blimbingisasi ini, katanya, akan ditanam di pekarangan rumah masing-masing. Satu rumah ditekankan menanam pohon belimbing. Selain nantinya buahnya bisa dinikmati oleh masyarakat, pohon tersebut akan memberikan manfaat bagi kesejukan udara kota.
Bahkan, lanjutnya, masyarakat mengusulkan supaya halaman rumah yang telah diplester dan diubin supaya dibongkar dan dilubangi secukupnya. Sehingga, bibit pohon belimbing bisa ditanam di media yang telah disiapkan pada lahan tersebut. “Masyarakat menginginkan satu rumah ditanami satu pohon belimbing. Dan sata kira hal ini akan membantu terjaganya keasrian dan keasrian lingkungan,” terangnya.
Lantaran hal tersebut telah menjadi komitmen masyarakat, ia menyampaikan usulan itu pada dinas terkait. Dengan harapan, blimbingisasi yang digagas oleh masyarakat ditindaklanjuti oleh dinas terkait. “Dalam usulan ke dinas terkait kita minta bantuan bibit unggul yang bisa ditanam oleh masyarakat di pekarangannya masing-masing,” tengaranya.
Usulan itu, kata Sigit, wajar muncul dikarenakan daerah perkotaan didiami oleh masyarakat yang yang bersifat heterogen dan berangkat dari berbagai latar belakang. Ditambah lagi kompleknya permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat kota, lebih-lebih soal lingkungan hidup yang sejauh ini berkembang.
“Dalam Mesrenbang di tiap kelurahan dihadiri oleh perwakilan dinas teknis, perwakilan LPM, elemen perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat, sehingga usulannya sangat beragam dan menonjolkan berbagai permasalahan yang memang sedang dihadapi oleh masyarakat,” urainya.
Selain usulan soal blimbingisasi, kata Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kecamatan Kaliwates, Ahmad Wahyudi, masyarakat Kaliwates juga mengusulkan upaya normalisasi pencemaran air sumur-sumur masyarakat yang melanda warga satu RW di Kelurahan Kepatihan.
Akibat pencemaran sumur itu, warga tak bisa mengkonsumsi air sumurnya. “Air sumur warga di salah satu RW Kelurahan Kepatihan mengalami kekeruhan air, sehingga warga tidak bisa menggunakannya sebagai air minum,” ungkapnya.(sal)

Kategori

Blog Archive

Sabtu, Maret 28, 2009
Blimbingisasi Masyarakat Kaliwates
Diposting oleh Team Redaksi
Label: Berita Umum, Pembangunan Desa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar