Sabtu, Februari 28, 2009

Tahun Ini, Produktivitas Durian Menurun 30 Persen

Jemberpost.com
Kendatipun hasil panen durian Sumber Jambe tahun 2009 merosot hingga 30 persen dibandingkan tahun lalu. Namun, Sepekan Durian Sumber Jambe di Jember Out Let tetap saja digelar. Setidaknya, kegiatan itu menjadi ajang bagi para petani durian untuk memasarkan buah duriannya secara langsung pada masyarakat. Sehingga penghasilannya meningkat dan tidak terjebak pada praktik ijon ataupun gadai yang cenderung merugikan.
Sepekan durian yang diadakan selama 8 hari mulai tanggal 28 Februari sampai 7 Maret itu, selain mendekatkan jangkauan para peminat buah tersebut. Juga berupaya meningkatkan kesejahteraan petani dan pembudidaya buah berduri itu, yang selama ini banyak terjebak oleh sistem ijon dan gaden (gadai).
Menurut Bupati Jember, MZA Djalal, Sepekan Durian Sumber Jambe di kawasan rest area di Desa Jubung Kecamatan Sukorambi itu, merupakan inisiatif dari Camat dan warga Sumber Jambe yang berprofesi sebagai budidayawan buah durian. “Kegiatan ini berasal dari sinergisitas inisiatif camat dan masyarakat Sumber Jember. Saya sebagai Bupati mendukung penuh inisiatif-inisiatif positif seperti ini,” katanya.
Pelaksanaan kegiatan itu diharapkan menjadi magnit bagi masyarakat kota dan sekitarnya guna mendapatkan buah durian yang berkualitas unggul asal Sumber Jambe. Sebab, umumnya untuk mendapatkan durian Sumber Jambe. Paling tidak, harus berkunjung ke daerah Sumber Jambe yang jaraknya puluhan kilometer dari kota.
Berbeda dengan jenis buah-buahan lainnya, katanya, buah durian ini cukup populer dan diminati oleh masyarakat luas. Proses pemasarannya pun tidak terlalu sulit. Karena meskipun dikenal mahal, tapi peminatnya tak pernah surut, lebih-lebih bagi mereka yang maniak pada buah berduri itu. “Buah ini sejak dulu dikenal sebagai buah emas, sekalipun mahal tapi tetap diminati,” tandasnya.
Djalal mengakui, tahun ini produktivitas buah itu menurun drastis dibandingkan dengan tahun lalu, yakni sekitar 30 persen. Banyak faktor yang mempengaruhi merosotnya angka panennya. Salah satu adalah proses alami pohon durian, yang bertipe pohon keras itu.
Sementara itu, menurut budidayawan sekaligus tengkulak durian Sumber Jambe, Amiruddin, tahun ini produksi rata-rata pohon durian di Sumber Jambe menurun cukup besar. Meski begitu, imbas yang dirasakan oleh petani durian, ungkapnya, cukup menggembirakan karena harga durian meningkat tajam. “Harga durian tahun ini lebih bagus daripada tahun lalu,” tegasnya.
Bila tahun sebelumnya harga durian berukuran sedang senilai Rp 7-8 ribu per buah. Saat ini meningkat cukup tinggi sekitar 60-70 persen atau menjadi Rp 13-14 ribu per buahnya. “Itu dikarenakan pohon durian di Sumber Jambe tidak semuanya berbuah sehingga panennya juga sedikit,” terangnya.
Tahun lalu, imbuhnya, satu pohon durian yang berumur sekitar 50 tahun mampu menghasilkan buah antara 1.000-1.500 buah. Sementara tahun ini, dengan umur pohon yang sama hasil panennya hanya 400-600 buah. Itupun sudah bisa dikatakan untung. “Sekarang pohon yang menghasilkan buah antara 400-600 buah sudah bisa dikatakan untung. Karena banyak pohon yang tidak berbuah tahun ini,” jelasnya.
Pihaknya, menengarai, pelaksanaan pasar durian yang didasar secara langsung oleh para budidayawan dan petani durian menjadi kelebihan tersendiri. Lantaran, sistem ijon dan gadai oleh tengkulak atau penebas terhadap para petani bisa dihindarkan.
Padahal dengan system ijon, petani hanya mendapatkan keuntungan yang minim. Tiap satu durian muda (pentil, Jawa, red) ketika dibeli dengan ijon, lanjutnya, hanya dihargai Rp 750. Makanya, bila satu pohon durian mampu menghasilkan 1.000 buah, sudah barang tentu petani mendapatkan uang Rp 750 ribu. “Harga ijon tahun ini lebih tinggi dari tahun kemarin. Tahun lalu tiap pentil harganya hanya Rp 250-500,” tukasnya.
“Makanya, praktik ijon itu sangat merugikan petani. Kalau buah durian itu dijual dalam kondisi siap konsumsi keuntungannya bisa lebih besar. Bahkan, untuk satu pohon bila dijual secara wajar bisa menghasilkan pendapatan antara Rp 5-7 juta,” paparnya.(sal)


Posting Komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template custom by Adiguna