Jemberpost.com – Banyaknya lahan kritis mengharuskan penanaman besar-besaran di Jember, Tahun ini rencananya ada 1,7 juta bibit pohon berbagai jenis bakal ditanam di Jember. Namun jumlah bibit sebanyak ini hanya cukup untuk 200 hektare dari 60 ribu hektare lahan kritis.
"Bibit yang sudah ada di tangan 300 ribu batang, dari APBD Jember. Yang dari pemerintah pusat, rencananya 1 juta batang, dan dari pemerintah provinsi 400 ribu batang," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jember Dwidjo Sulastyono.
Jumlah ini lebih banyak daripada tahun 2008. Tahun lalu, Pemkab Jember menyediakan 180 ribu batang bibit pohon jati, mahoni, dan sengon. Bantuan dari pemerintah pusat 400 ribu batang dan dari pemerintah provinsi 50 ribu batang.
Kendati jumlah yang tersedia sudah berlipat, ternyata tak cukup untuk menanami seluruh lahan kritis di Jember yang mencapai 60 ribu hektare. Lahan kritis, dalam ilmu kehutanan, dibedakan menjadi fisik kritis dan sosial ekonomi kritis.
Sosial ekonomi kritis adalah kondisi masyarakat yang miskin, kepemilikan lahan sempit di daerah kering. Kondisi ini akan memicu eksploitasi lahan terus-menerus. Kondisi lainnya adalah hidrologis kritis, karena tanah tak bisa menyerap air, dan urologis kritis karena tanah tak bisa mengikat agregat tanah.
Menurut Sulastyono, yang terbesar dari 60 ribu hektare lahan kritis di Jember adalah jenis hidro urologis dan sosial ekonomi kritis. Wilayah yang rawan ini tersebar di kecamatan Jelbuk, Arjasa, Silo, Mayang, Sumberbaru, dan Tanggul. Tidak ada wilayah prioritas.
"Kami menggunakan sistem pembangunan konservasi berbasis ekonomi. Tanaman yang ditanam adalah yang ekonomis, dan memiliki fungsi konservasi. Bukan hanya buahnya, tapi kayunya. Konservasi tidak bisa dilihat dari satu sisi, di mana konservasi alam bagus, tapi rakyatnya miskin," kata Sulastyono.
Sulastyono menyadari bibit pohon yang dibutuhkan untuk konservasi masih banyak. Oleh sebab itu, Dishutbun mendorong bantuan dari pusat dan swasta. Selain itu, Dishutbun berharap masyarakat antusias menanam sendiri lahan yang kritis. Melawan penggurunan tidak hanya dilakukan pemerintah. "Kalau pemerintah saja, duitnya tidak cukup," katanya.
Sulastyono cukup senang masyarakat mulai peduli saat ino. "Kapan hari kami dapat bantuan dari balai yang mengatur daerah aliran sungai Sampeyan di Bondowoso sebanyak 25 ribu bibit, langsung kami transfer ke masyarakat," katanya.
Menjawab saran perlunya APBD bervisi lingkungan, Sulastyono mengatakan itu bagus. Tapi APBD Jember memiliki prioritas-prioritas tertentu. [BJ]

Kategori

Blog Archive

Senin, Januari 19, 2009
Jember Tak Cukup 1,7 Juta Bibit Pohon
Diposting oleh Team Redaksi
Label: Berita Umum
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar