Kamis, Oktober 29, 2009

Sapi Hasil Kawin Suntik Lebih Diminati Peternak


Jemberpost.com- Puluhan ekor sapi dan kambing jenis etawa hasil kawin suntik atau inseminasi buatan (IB) yang dipamerkan di lapangan Desa Karang Duren Kecamatan Balung saat pelaksanaan dialog solutif bedah potensi desa, banyak menarik perhatian mereka yang datang di acara tersebut, pasalnya sapi tersebut memilki bentuk fisik berbeda dengan sapi pada umumnya dan juga harga jualnya cukup tinggi. Sapi unggulan yang ada di Desa Karang Duren tersebut bobotnya bisa mencapai lebih dari 1 ton , perlakuan terhadap sapi yang besarnya mirip banteng itupun juga sedikit berbeda. Sapi IB tersebut oleh para pemiliknya juga kerapkali dikontrol kesehatannya, sebulan sekali sapi yang jenisnya mirip sapi brahmana itu diberi suntikan vitamin untuk menjaga stamina agar tetap prima dan tahan terhadap serangan penyakit.
Ramlan salah seorang peternak warga Dusun Krajan Desa Karang Duren Kecamatan Balung membenarkan hal tersebut, bahkan dirinya tidak pernah mengikutkan sapi yang dipunyai untuk kawin suntik. Sapi umur 25 bulan itu justu dari hasil dari kawin suntik dan dibelinya sejak baru dilahirkan dari induknya, mengingat jenisnya termasuk kwalitas unggul maka perkembangannya cukup pesat bila dibanding sapi biasa. Selain Desa Karang Duren masyarakatnya kebanyakan berprofesi sebagai petani juga banyak menjadi peternak sapi, jadi tidak heran bila di desa tersebut pemilik sapi hasil kawin suntik jumlahnya mencapai ratusan orang. Mengingat prospek sapi ini kedepan cukup bagus seiring dengan stabilnya harga dipasaran, bisa jadi kelak Desa Karang Duren menjadi sentra ternak sapi.
“Sapi hasil kawin suntik ini hanya diambil dagingnya bukan untuk kepentingan membajak sawah karena tidak tahan panas ketika sapi tersebut sudah mencapai ukuran maksimal terpaksa dijual oleh pemiliknya. Harga satu ekor sapi semacam ini bisa mencapai lebih dari puluhan juta, sapi saya ini sudah ada ada yang menawar Rp.25 juta tapi harga segitu masih belum sesuai. Biasanya para peternak sapi kawin suntik di Desa Karang Duren ini akan melepas sapinya ke tangan pembeli kalau sudah mencapai umur 4 tahun, mengingat pada usia tersebut harga sapi akan lebih mahal lagi dan ukuran badannya bisa semakin besar. Meski perawatan sapi kawin suntik ini tidak terlalu rumit, adakalanya sapi juga perlu diberi makanan tambahan seperti ampas tahu dan dedak,”tukas Rahman.
Sementara itu Ir. Dalhar Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakkan) Kabupaten Jember mengatakan, sapi kawin suntik ini adalah program nasional dalam rangka swasembada daging pada tahun 2010. Di Kabupaten Jember sendiri program IB ini sudah dilaksanakan hampir merata di 31 kecamatan, dengan memiliki tukang suntik atau iseminator sebanyak 67 orang dengan asumsi satu kecamatan dilayani oleh 2 orang tukang suntik. Sejalan dengan program swasembada daging tersebut maka paling tidak pada tahun 2010 nanti terdapat 1 juta kelahiran anak sapi, di Jember sendiri saat ini hampir semua sapi yang ada sudah dilaksanakan kawin suntik. Jumlah sapi di Kabupaten Jember sekarang ini mencapai 200 ribu ekor,diharapkan pada tahun 2010 terdapat 80 ribu ekor anak sapi yang lahir.
“Sampai bulan Oktober ini sudah mencapai 6000 dosis IB disuntikan kepada induk sapi yang ada di Kabupaten Jember, sedang untuk mengetahui jumlah pencapain kelahiran anak sapi IB ini bisa diketahui pada akhir tahun. Dari segi rasa daging antara sapi IB dan sapi biasa mungkin tidak ada bedanya, namun hasil daging yang dihasilkan sapi IB ini bisa sampai 140 Kg hingga 160 Kg per ekor bila dibanding dengan sapi biasa yang hanya 100 Kg sampai maksimal 110 Kg per ekornya.Terhadap sapi yang sudah berusia enam tahun lebih disnakkan melakukan peremajaan, mengingat sapi seumuran tersebut sudah dianggap terlalu tua dan dagingnya kurang enak untuk dikomsumsi selain juga sudah tidak mampu bereproduksi.”jelas Dalhar.
Sapi IB di Kabupaten Jember banyak dijumpai di wilayah selatan mulai dari Kecamatan Ambulu hingga Kecamatan Gumukmas, selain itu di wilayah utara mulai Kecamatan Sumberjambe sampai Kecamatan Silo sudah dilaksanakan juga program IB namun tidak sebanyak di wilayah selatan. Adanya perbedaan jumlah IB sendiri dikarenakan di wilayah utara secara geografis merupakan daerah perkebunanan sehingga banyak dibudidayakan sapi kereman, sedang di wilayah selatan memang merupakan daerah pertanian dan sangat mendukung dilaksanakannya program IB. Khusus di Kecamatan Balung jumlah sapi yang sudah mengikuti IB sebanyak 7000 ekor, selain itu di kecamatan tersebut masyarakat banyak yang sudah menerapkan IB ini pada kambing jenis etawa.(sal)


Posting Komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template custom by Adiguna