Jemberpost.com
Dini hari sekitar pukul 02.00 terjadi kehebohan di di Jalan Slamet Riyadi Gang Maskot Kelurahan Baratan Timur Kecamatan Patrang. Warga yang tengah menggali tanah didalam rumah tersebut menemukan keris dan kerangka manusia. Hanya saja, kerangka yang ditemukan warga dalam kondisi bongkahan kecil. Kerangka manusia itu sebesar batu kerikil dan sebagian menyatu dengan tanah. Selain kerangka sebesar batu kerikil, warga juga menemukan sejumlah barang berupa keris dan tombak.
Penemuan barang –barang tersebut membuah warga setempat ingin melihatnya. Sehingga, rumah milik Bu Saiful (50) yang dulunya biasa biasa saja, kian dijubeli warga. Karena, barang barang tersebut ditemukan warga setelah menggali tanah didalam rumah.
Keinginan awal, menggali tanah untuk membuat sapiteng. Rencana pembuatan sapiteng itu sudah lama di gagas oleh keluarga ini. Nah, sekitar pukul 16.00 keluarga ini langsung melakukan penggalian. Tanpa disadari, pacul yang dipakai menggali mendadak menyentuh benda keras.
Karena menyentuh benda keras, lalu penggalian dihentikan sementara. Bukan lagi memakai pacul dalam penggalian tersebut tapi memanfaatkan alat lain. Hasilnya, setelah digali dengan hati hati ternyata benda keras yang sempat tersentuh pacul itu ternyata batu piring. ”Ada batu piring yang kualtasnya bagus didalam tanah. Lalu batu itu kami buka dan didalamnya ada kerangka manusia,” ujar Rohman, keluarga rumah itu.
Padahal, galian tanah itu baru sedalam 70 sentimeter. Untuk lingkaran galian selebar 60 sentimeter.”Nggak besar kok mas lubangnya. Ya, secukup cempolong untuk sapiteng,” katanya.
Begitu menemukan kerangka dan gigi manusia, lalu dilanjutkan penggalian yang lain. Warga ini semakin penasaran apa yang ada didalam tanah tersebut. Akhirnya, penggalian dilanjutkan dan menemukan batu piring yang berbentuk segi empat menjorok dari urata ke selatan.
Batu piring itu dibuka ternyata dibawahnya terdapat keris dan tombak dalam kondisi sudah berkarat.”Saya juga heran kok disini ini ada makam. Padahal, kami sekeluarga sudah berpuluh puluh tahun mendiami rumah ini,” paparnya.
“Kami mencoba menanyakan warga disini, apakah dulu ada makam. Ternyata tidak ada yang tahu kalau lokasi disini ada makamnya. Kalau melihat kondisi batu piringnya yang berkualitas, jelas makan orang sembarangan,” bebernya.
Melihat kondisi itu, akhirnya Rohman menghubungi ketua RW Abdul Wahid. Karena mendapat laporan dari warganya, Abdul Wahid langsung datang ke lokasi.”Saya akhirnya berrembug kepada keluarga disini. Dalam rembug tersebut warga menyepakati galian itu ditutup,” tandasnya.
“Saya tidak ingin ada kabar yang beredar sehingga mengarah ke sirik. Karena itu, kami memebrikan pemahaman kepada warga agar galian tersebut ditutup. Kalau ingin buat sepiteng, lebih baik cari lokasi lain untuk digali,” sarannya.
Kata Wahid, disaat berlangsungnya penggalian tengah malam, mendadak aroma menyenggat. Aroma menyenggat itu baunya sangat harum.”Yang mencium bau harum itu bukan saya saja, tapi penggali dan warga yang ada disini juga menciumnya aroma tersebut,” tuturnya.
“Kalau saya amati, tidak hanya ditempat galian itu saja batu piringnya. Tapi kearah selatan masih terdapat batu piring. Dan sangat jelas sekali batu piring itu tertata rapi. Tapi, galian itu disepakati untuk ditutup,” imbuhnya. (sal)

Kategori

Blog Archive

Jumat, Oktober 16, 2009
Buat Sapiteng, Dapat Keris dan Kerangka
Diposting oleh Team Redaksi
Label: Berita Umum, Selidik Kasus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar