Selasa, Agustus 25, 2009

Petani Ikuti Sekolah SLPTT di Curah Lele Balung


Jemberpost.com-Apa yang terbayang dibenak kita bila para petani ikut sekolah, tentu paling tidak terlintas dalam pemikiran bahwa sekolah tersebut seperti sekolah pada umumnya.Namanya juga sekolah lapang jadi tempatnya tidak di dalam gedung bahkan bisa dipinggir sawah sekalipun, uniknya sekolah tersebut dalam setahun hanya berjalan satu musim, materi yang diberikan pun seputar persoalan pertanian yang dihadapi para petani.
Teras rumah Haji Samsudin yang terletak di Desa Curah Lele Kecamatan Balung pagi itu Kamis (20/8) tampak dipenuhi oleh para petani, keberadaan para petani di rumah tersebut bukan tanpa satu tujuan apapun. Para petani tersebut ternyata sedang mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), sekolah bagi para petani tersebut merupakan bentukan dari departemen pertanian pusat. Di Kabupaten Jember sendiri SLPTT tersebar di berbagai kecamatan sesuai dengan potensi pertanian yang ada, di Kecamatan Balung sekolah petani tidak hanya dijumpai di Curah Lele saja. Di Desa Balung Lor bisa ditemui SLPTT serupa dengan potensi pertanian padi, di Desa Karang Duren dan Tutul SLPTT ini memfokuskan pada hasil pertanian jagung sedang di Desa Curah Lele menggarap permasalahan tanaman kedelai.
Dengan didampingi penyuluh lapangan (PPL) dari dinas pertanian kabupaten serta penyuluh pendamping tenaga harian lepas-tenaga bantu penyuluh pertanian (THL-TB PP) sebagai instruktur sekolah pertanian yang hanya berjalan semusim tersebut ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi para petani. Selain untuk menambah wawasan dibidang pertanian, mereka para petani bisa berdiskusi memecahkan permasalahan pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan hasil pertanian. Langkah yang dilakukan oleh departemen pertanian ini ternyata cukup jitu dan efektif, pasalnya terbukti para petani setelah mengikuti sekolah lapang tersebut mengaku kalau hasil panennya cenderung meningkat dibanding sebelum bergabung di SLPTT.
Hal ini seperti yang dirasakan oleh kelompok tani Kurnia Jaya Desa Curah Lele Kecamatan Balung yang beranggotakan 135 orang, kelompok tani yang berdiri sejak tahun 1984 itu para anggotanya sudah mengikuti sekolah semacam ini sejak 2005.Untuk tahun 2009 ini menurut Samsudin yang juga sebagai ketua kelompok tani Kurnia Jaya itu , ada 30 orang anggota kelompoknya yang mengikuti sekolah pertanian yang diselenggarakan setiap kamis pagi hingga berakhir sekitar pukul ll siang itu. Mengingat kerbatasan jumlah peserta sekolah pertanian dalam tiap tahunnya, maka Samsudin mengikutkan anggota kelompok taninya secara bergiliran. Dengan demikian nantinya seluruh anggota kelompok tani Kurnia Jaya ini bisa mengikuti sekolah tersebut, mereka para peserta SLPPT selain diberi materi penyuluhan pertanian juga bisa berdiskusi sesama peserta yang lain.
Amanda Primadeswara penyuluh THL-TB PP mengatakan di SLPTT Desa Curah Lele, para petani peserta SLPTT sangat antusias dengan kegiatan tersebut. Materi yang diberikan meliputi agro ekosistem, varietas dan anatomi tanaman, mengenal hama dan musuh alami, gulma, mulsa, drainase, pengairan dan pola tanam, pemupukan, agro ekosistem tanah, perkembangan tanaman, pembuatan petak ubinan panen, serta materi panen dan pasca panen. “Para petani SLPTT ini selain mendapatkan materi teori juga ada pengamatan dan praktek di lapangan, bahkan mereka juga diharuskan mengikuti pretest tentang teknologi budidaya tani, hama dan penyakit. Diakhir SLPTT para petani sebagai evaluasi melaksanakan post test atau test akhir,”jelas Amanda.
Sementara itu Ir. Hari Wijajadi Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Pemkab Jember, menyambut positif dengan keberadaan SLPTT yang merupakan program dari departemen pertanian pusat itu. Dengan SLPTT semacam ini menurut Hari para petani semakin pintar dalam memahami pertanian, selain itu para petani bisa melakukan diskusi bersama membahas permasalahan yang ada.” SLPTT ini sebagai sarana untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia (SDM) para petani dan juga meningkatkan hasil pertanian, namanya juga sekolah lapang jadi tidak di dalam kelas seperti sekolah pada umumnya. Meski hanya dipinggir sawah sekalipun SLPPT ini tetap berjalan dan banyak diminati oleh petani, persoalan pertanian mereka bahas untuk didiskusikan guna dicarikan solusinya, ungkap Hari Wijajadi. (win)


Posting Komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template custom by Adiguna