Senin, Mei 25, 2009

Lahan Semangka Dikembangkan

Jemberpost.com
Setelah melihat keberhasilan panen semangka di lahan kering (tegalan) seluas 6 hektar. Petani semangka Desa Jambearum bakal menambah luasan lahan semangka mencapai 50 hektar. Langkah yang cukup berani itu ditempuh, lantaran para tengkulak siap menadah hasil panen di daerah tersebut.
Petani semangka Desa Jambearum Kecamatan Sumberjambe, Amiruddin, mengatakan, hasil panen perdana semangka yang ditanam di tegalan ditaksir mencapai tingkat pendapatan sebesar Rp 200 juta. Oleh karenanya, ia optimis pengembangan semangka di kawasan Sumberjambe tidak akan kalah dengan produksi semangka di daerah Jember Selatan.
Sebelum pengembangan semangka ditanam di lahan kering, ia telah menekuni penanaman buah tersebut di lahan basah (sawah). Dikarenakan hasil panen yang tidak sebanding dengan modal produksi, karena sewa lahan yang terlalu mahal, akhirnya alternatif menanam semangka di ladang atau tegalan pun ditempunya.
“Budidaya semangka di lahan basah selama 10 tahun sudah saya tekuni. Tapi karena sewa tanahnya meningkat setiap tahunnya, akhirnya saya mencoba untuk menanam semangka di tanah ladang dengan biaya sewa cukup rendah per tahunnya. Dan, tahun ini saya merasakan menanam semangka di lahan kering cukup signifikan keuntungannya,” tuturnya pada jemberpost.com.
Setidaknya, awal tahun 2009, penanaman semangka di ladang telah dimulainya. Ternyata hasilnya sangat menguntungkan. Berangkat dari pengalaman itu, ketua Kelompok Tani (Poktan) Tani Setia ini berharap tahun depan akan bisa menanam semangka pada luas lahan sekitar 50 hektar.
“Saya akan berusaha mengajak kelompok tani lainnya untuk mengembangkan buah semangka di Sumberjambe. Rencananya akan dikembangkan sekitar 50 hektar di lahan kering,” ujarnya. Karena buah tersebut ditanam di ladang yang sulit pengairannya, maka ia memulai menanam semangka pada Musim Hujan (MH) II, yakni sekitar akhir Februari. “Kita memulai tanam semangka pada akhir musim penghujan sampai mendekati musim kemarau,” ujarnya.
Wakil Ketua KTNA Kecamatan Sumberjambe ini, mengungkapkan, masalah pemasaran hasil produksi pihaknya tidak merasa khawatir. Soalnya, sudah ada tengkulak yang bersedia membeli hasil panennya. “Tengkulak ini siap membeli semangka para petani dengan kapasitas 30 ton per harinya,” katanya, dalam kegiatan panen semangka perdana di lahan kering di Dusun Pace Desa Jambearum Kecamatan Sumberjambe, beberapa waktu lalu.
Amiruddin menyatakan, sharing selama penanaman juga dilakukan dengan pedagang. Sharing itu berupa bantuan plastik dan benih semangka. “Untuk modal kita sharing dengan tengkulak dalam bentuk bantuan benih dan plastik. Dengan konsekuensi setelah panen semangka harus dijual pada tengkulak tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Ketahanan Pangan (Disperta) Kabupaten Jember, Hari Widjajadi, mengatakan, bila selama ini komoditas semangka lebih banyak dikembangkan di kawasan Jember Selatan seperti Kecamatan Puger, Wuluhan, Ambulu, Jenggawa dan Kencong. Maka, ke depan semangka bakal dikembangkan pula di kawasan Jember Utara. “Sekarang Desa Jambearum sudah memulai untuk mengembangkan semangka di lahan kering, ini adalah awalan yang cukup bagus,” utaranya.
Hanya saja, perbedaan kedua kawasan itu berada pada sistem pengairan. Jika di daerah selatan sistem irigasi cukup mudah karena disuplai lewat sungai, maka di daerah Jember Utara pengairan penanaman semangka di lahan kering sangat bergantung pada turunnya hujan. “Di Jember Utara penanaman semangka dilakukan di sawah tadah hujan, karena ditanam di tegalan,” tandasnya.
Oleh karenanya, untuk mempermudah para petani guna mengembangkan budidaya semangka di kawasan tersebut, Disperta bersama para petani dalam waktu dekat akan menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO) budidaya semangka. “Dengan demikian keunggulan dan kualitas hasil panen semangka Jember Utara bisa disamakan,” jelasnya.
Selain itu, Hari menerangkan, perlunya kerjasama antara para petani dengan pedagang. Karena produksi pertanian tidak terlepas dari pemasaran hasil-hasil pertanian. “Petani itu harus menguasai pasar. Oleh karena itu, peranan pedagang tidak bisa kita lepas, dan harus ada ikatan yang baik antara pedagang dan petani,” tegasnya.(sal)


Posting Komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template custom by Adiguna