Jumat, April 17, 2009

Terjadi 600 Banjir Bandang, Pengairan Lakukan Kajian

Jemberpost.com
Setelah terjadi banjir bandang Tahun 2006 lalu berlalu peneliti dari Negara Jepang lewat JICA (Japanese International Cooperatioan Agency) setelah Tahun 2007c kemarin datang kembali ke Kabupaten Jember memberikan penelitian dan kajian bencana di Jember, hanya saja terkait banjir bandang tidak sama ketika datang 2 tahun lalu meneliti bencana tsunami.
Mulai kemarin (16/4) atas dasar kerjasama Departemen PU Pengairan pusat dengan JICA untuk datang kembali ke Jember, melakukan penelitian dan kajian daerah rawan banjir bandang yang dikemas lewat Acara Kick Uff Meeting Banjir Bandang Disaster Menegement and Prevention di Hotel Panorama Jember.
Direncanakan selama 3 tahun kedepan mulai 2009 sampai dengan 2011 berada di Jember. Hal ini perlu dilakukan penelitian dan kajian “Karena menurut data BPS selama Tahun 2007 ada sekitar 600 banjir bandang di Indonesia,” terang Direktur Sungai, Danau dan Waduk Dept. PU, Ir. Widagdo.Dipl. HE.
Dipilihnya Kabupaten Jember selain tidak saja pernah terjadi banjir bandang di Tahun 200 lalu yang memakan korban puluhan warga Panti menjadi korbannya, “Akan tetapi Jember juga memiliki pengunungan yang rawan terjadinya banjir bandang diakibatkan lereng,”paparnya.
Sehingga dalam Kick Uff Meeting kali ini peserta awal akan diminta masukan baik berupa data terkait daerah yang rawan bencana di wilayahnya. “Karena yang hadir di seminar ini ada Satlak, camat yang daerahnya rawan bencana selain dan pengelolaan air di Jember,”pungkas Widagdo.
Melihat kejadian itu menurut Widagdo merupakan fenomena alam apalagi ditunjang oleh musim penghujan maka semua orang dan semua sektor dilibatkan untuk mengantisipasi terjadinya bencana untuk selanjutnya dibuat pedoman.
“Untuk menghindari itu maka perlu duduk bersama dari semua elemen tidak saja Pemerintah pusat, daerah, pemerhati akan tetapi masyarakat untuk melakukan kajian dan penelitian mengantisipasi terjadinya bencana sesuai dengan karateristik budaya masyarakat setempat,”jelasnya.
Lebih lanjut Widagdo dengan penelitian dan kajian yang dilakukan di Jember ini nantinya bisa digetuk tularkan didaerah lain. “Dari kajian nantinya diharapkan dapat dikembangkan ke daerah lain karena yang datang pada kegiatan kali ini cukup banyak, ada dari propensi dan kabupaten tetangga,”paparnya.
Namun ketika Direktur Sungai, Danau dan Waduk Dept. PU pusat ditanya terkait kesimpulan setelah dilakukan kajian pada kali ini yang mengarah kebutuhan alat yang dibutuhkan daerah. “Saya tidak menjanjikan masih perlu pertimbangkan dari pemerintah pusat nantinya,”kelitnya.
Sementar itu kajian yang dilakukan PU Pengairan pusat bersama peneliti yang tergabung di JICA diungkapkan oleh Ketua Bappekab Jember bahwa hal ini merupakan penghormatan bagi masyarakat Jember. “Artinya kajian untuk mengantisipasi banjir bandang di Jember akan dibantu pemikirannya oleh tim dari JICA,”cetus Mudhar Syarifudin.
Diawali dengan kehadirannya sebanyak 3 kali ke kantornya tim JICA melakukan maksud dan tujuan ketika Kick Uff Meeting Banjir Bandang Disaster Menegement and Prevention. “Sehingga pertemuan bisa terwujud pada kali ini,”ujar Mudhar. (sal)


Posting Komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template custom by Adiguna