Sabtu, April 25, 2009

Japer Intimidasi Wartawan Radar Jember

Jemberpost.com - Wartawan Harian Radar Jember, Narto merasa diintimidasi oleh aktivis kelompok pemantau pemilu, Jaringan Pemilih Rasional, Sabtu (25/4/2009).Intimidasi terjadi melalui saluran telpon. Dua aktivis Japer yang ditengarai bernama Kustiyono Musri dan Nurdiansyah Rahmanmemprotes pemberitaan Radar Jember hari Sabtu.

Pada posisi banner koran, Radar Jember memuat tulisan Narto mengenai hasil suara pemilu legislatif Daerah Pemilihan Jember IV. Data jumlah suara yang dimasukkan dalam tabel berasal Forum Komunikasi Anak Bangsa (FKAB) yang diketuai Suharyono.

Japer meradang dengan data yang dipampangkan di Radar Jember. Kelompok ini merasa data yang dipampangkan adalah milik mereka, bukan FKAB. Pasalnya data angka suara sama persis dengan angka milik Japer. Maka, dua aktivis Japer menelpon Narto, wartawan yang menulis berita itu.

Dalam rekaman percakapan yang diperdengarkan kepada beritajatim.com oleh Narto, jelas terdengar aktivis Japer emosional. Bahkan, aktivis Japer memaki-maki Narto dengan kata-kata yang tak pantas.

Narto pun menjelaskan, bahwa data itu diminta dari FKAB. Ia tidak tahu apakah FKAB melakukan plagiasi atau bukan.

Berikut petikan lontaran dua aktivis Japer di sambungan telpon. "Kalau jantan pertemukan saya dengan FKAB!"

"Sampeyan mau main-main di Jember. Sampeyan iki koyok taek (Anda ini seperti tahi)!"

"Sampeyan iki ruwet. Kate mbangun konspirasi opo karo FKAB! (Anda ini ruwet. Mau membangun konspirasi apa dengan FKAB!)".

Aktivis Japer menanyakan rumah Narto, dan dijawab dengan jelas oleh Narto. Lantas aktivis Japer menyahut: "Oh, depannya Pak Rosyid. Sampeyan memang kroninya Haryono dan Rosyid."

Kepada beritajatim.com, Narto menjelaskan, data mengenai perolehan suara Dapil Jember IV berasal dari FKAB. Sebelumnya, dalam tiga berita terdahulu mengenai perolehan suara tiga dapil, Radar Jember selalu memuat data yang bersumber dari Japer.

"Supaya tidak melulu dari Japer, saya kontak Mas Suharyono, dan diberi data," kata Narto.

Narto menilai aktivis Japer sudah berusaha mempengaruhi pemberitaan. "Sebagai wartawan, saya kan punya hak untuk memilih narasumber. Kalau datanya sama ya mungkin saja karena saya meyakini sumber dari penghitungan KPU (Komisi Pemilihan Umum)," katanya.

Terkait telpon tersebut, Narto merasa terintimidasi. Secara kelembagaan, ia menyerahkan kepada redaksi Radar Jember untuk memberikan penyikapan. Pasalnya, setiap tulisan berita yang sudah termuat di koran merupakan produk institusi, bukan lagi semata produk pribadi. [bj]



Posting Komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template custom by Adiguna