Kamis, Mei 07, 2009

Semangka Sumberjambe Hasilkan Rp 200 Juta


Jemberpost.com
Kendatipun ditanam di dataran tinggi, ternyata budidaya semangka cukup menjanjikan, bahkan mampu menghasilkan kualitas cukup memuaskan. Hal tersebut dibuktikanoleh Kelompok Tani (Poktan) Tani Setia. Hanya dengan memanfaatkan ladang kering seluas 6 hektar, kini Poktan tersebut bisa mendapatkan hasil produksi buah semangka sekitar Rp 200 juta dalam satu kali musim tanam.
Poktan yang menjadi binaan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Ketahanan Pangan (Disperta) ini, setidaknya sudah menekuni budidaya buah semangka sekitar 10 tahun. Tak heran, buah dari ketekunan itu telah menghantarkan petani semangka pada tingkat kemakmuran yang cukup berarti.
Kepala Disperta Kabupaten Jember, Hari Widjajadi, mengatakan, ide budidaya buah semangka di lahan kering baru saja dimulai di Dusun Pace Desa Jambearum Kecamatan Sumberjambe, ternyata memiliki prospek pertanian yang menguntungkan bagi petani. Kendati selama ini Sumberjambe lebih dikenal dengan budidaya duriannya.
“Ide pengembangan semangka di lahan kering ini murni dari petani Sumberjambe,” katanya. Ia mengatakan, secara konvensional lahan kering (ladang) di Dusun Pace ditanami para petani dengan tanaman palawija, semisal ketela pohon dan jagung, ataupun tanaman keras seperti buah durian dan sengon.
“Tapi sekarang hortikultura ternyata bisa dikembangkan di tanah tegalan,” ungkapnya. Yang tentunya memiliki nilai ekonimis yang cukup tinggi bagi petani Sumberjambe, dibandingkan budidaya palawija yang sejauh ini banyak ditekuni oleh petani di daerah tersebut.
Pihaknya mengatakan, buah semangka di Jember umumnya dikembangkan di kawasan Jember Selatan. Sebaran budidayanya berada di Kecamatan Puger, Wuluhan, Ambulu, Jenggawah dan beberapa wilayah lainnya. “Pengembangan semangka di Sumberjambe satu-satunya baru dilakukan di Dusun Pace,” ujarnya.
Dengan begitu, fenomena tersebut telah membuktikan mulai terjadinya perubahan cara berpikir petani terhadap pemanfaatan tanah ladang. Masyarakat mulai melihat, bahwa tanaman semangka bisa juga dikembangka walau hanya mengandalkan pengairan dengan sistem sawah tadah hujan.
Dalam kesempatan itu, Hari juga meresmikan panen perdana semangka yang dikembangkan di ladang. Yang dihadiri oleh anggota Poktan Tani Setia dan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Sumberjambe. Dalam kesempatan itu, digelar pula sekolah lapang bagi para petani yang membahas seluk-beluk budidaya buah semangka.
Sementara itu, menurut ketua Poktan Tani Setia, Amiruddin, budidaya buah semangka di lahan kering atau daerah tegalan baru dilakukan pada tahun ini. Sebelumnya, penanaman buah itu dibudidayakan di lahan basah atau areal persawahan. “Penanaman buah semangka di lahan kering baru kita mulai tahun ini, sebelumnya kita menanam semangka di lahan persawahan,” jelasnya.
Ia menerangkan, lantaran harga sewa lahan persawahan cukup mahal, akhirnya ide untuk menanam buah tersebut di lahan kering pun muncul. “Kami menilai penanaman semangka di lahan basah harga sewanya sangat mahal, sehingga perhitungan biaya produksi sangat besar dan prosentase keuntungannya sangat kecil,” imuhnya.
“Karena pemilik sawah melihat bahwa hasil produksi semangka ini cukup besar, mereka pun menaikkan sewa tanahnya. Hal itu mengurangi keuntungan petani semangka. Makanya, tahun ini kita mencoba menanamnya di tegalan. Ternyata selain sewa tanahnya murah, keuntungannya juga cukup menggembirakan,” tengaranya.
Amir membandingkan, biaya sewa sawah Rp 5-6 juta per hektarnya. Sedangkan sewa lahan kering setahunnya Rp 1-2 juta per hektarnya. “Banyak ekseperimen yang sudah kita kaji bersama, ternyata menanam semangka di ladang lebih banyak keunggulannya dibandingkan di lahan basah/sawah. Lebih-lebih di Desa Jambearum lebih banyak sebaran tanah tegalannya,” tambahnya.(sal)


Posting Komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template custom by Adiguna