Senin, September 01, 2008

STOCK DAGING SAPI AMAN

Jemberpost.com
Bulan Ramadhan yang ditunggu-tunggu masyarakat telah tiba. Kebutuhan konsumsi masyarakat-pun cenderung meningkat. Hal ini disebabkan oleh keinginan masyarakat untuk menyajikan menu-menu khusus untuk dihidangkan saat berbuka puasa maupun saat sahur tiba. Biasanya, mereka ingin berbuka puasa dengan menu-menu istimewa yang lain dari hari-hari yang bukan bulan puasa. Pada bulan puasa tersebut, masyarakat juga cenderung meningkatkan asupan nutrisi makanan mereka untuk menjaga stamina agar tetap fit, misalnya menggunakan daging sapi, telur, dan daging ayam. Karena kebutuhan masyarakat akan kebutuhan daging sapi, telur, dan daging ayam tersebut semakin meningkat apalagi menjelang hari raya nanti, maka hukum permintaan-pun berlaku, yaitu bila permintaan semakin meningkat, maka otomatis harga akan meningkat pula.
Berkaitan dengan hal tersebut, Drh. Andi Prastowo, M.Si selaku Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Peternakan dan Perikanan Pemkab Jember menjelaskan bahwa ketersediaan daging sapi, telur dan daging ayam untuk masyarakat Jember pada bulan Ramadhan dan menjelang hari raya nanti tercukupi, meski ada kenaikan harga yang jumlahnya relatif. “Hal ini merupakan suatu fenomena yang biasa, ketika menjelang bulan puasa dan hari raya tiba, harga daging sapi, telur dan daging ayam cenderung meningkat, namun setelah bulan puasa dan hari raya, biasanya harga-harga tersebut akan normal kembali,” paparnya. Masih menurut Andi, pada dasarnya terdapat 14 titik ‘penjagalan’ daging untuk seluruh wilayah kabupaten Jember yang memiliki 31 kecamatan. Biasanya, dalam sehari tempat jagal daging bisa menyembelih 3 sampai 4 potong ekor sapi. Dan untuk memantau kualitas daging sebelum sampai ke tangan konsumen, pihaknya akan melakukan pemeriksaan kualitas kesehatan oleh Penyidik PNS (PPNS). Bila nanti ditemukan kecurangan, misalnya daging sapi dicampur dengan daging babi atau daging yang lain, ataupun daging sapi yang dijual kepada konsumen merupakan hasil potongan sapi yang sudah mati sebelum disembelih, maka PPNS akan melaporkan pedagang tersebut kepada pihak kepolisian untuk diberi sanksi maupun pidana sesuai dengan Perda No. 19 tentang pemeriksaan pemotongan hewan.
“Begitu pula untuk daging yang berasal dari luar wilayah Jember, misalnya dari Bondowoso, juga dilakukan pemeriksaan kualitas daging, sebab hal ini dilakukan untuk menghindari kecuranngan yang dilakukan oleh ‘pedagang yang nakal’ “, tegasnya.
Bagi para konsumen, untuk menghindari kecurangan yang ‘mungkin’ dilakukan pedagang daging, Andi menjelaskan ciri-ciri khusus antara daging sapi dengan daging babi. “Untuk daging sapi biasanya berwarna merah cerah dan agak kenyal, sedangkan untuk daging babi berwarna pucat, empuk dan ada butiran lemaknya”, ungkapnya.
“Atau bisa dilihat pula dari tekstur daging, perubahan warna dari yang biasanya berwarna merah menjadi agak kehijauan, berbau ataupun daging tidak segar”, lanjutnya ketika menjelaskan perbedaan antara daging sapi yang masih segar dengan daging dari sapi yang sudah mati sebelum disembelih. (sal)

Posting Komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template custom by Adiguna