Jemberpost.com
Kondisi sebagian besar pasar daerah yang kurang representatif menjadi koreksi bagi Dinas Pasar. Pasalnya, dampak kondisi pasar yang kurang layak itu membuat para pedagang enggan membayar retribusi yang menjadi kewajiban hariannya. Sementara retribusi pasar merupakan salah satu sumber PAD Jember.
Suasana pasar yang sebagian masih memprihatinkan membuat Dinas Pasar Kabupaten Jember harus memutar otak. Boleh dikatakan dari 31 pasar daerah, pasar yang relatif cukup representatif dan berperan cukup signifikan dalam menyuplai Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah Pasar Tanjung, Kalisat, Balung dan Ambulu.
Sedangkan sisanya, tetap menyumbang PAD meskipun tidak sebanyak keempat pasar tersebut. Itu berarti, sejumlah 27 pasar daerah yang tersebar di berbagai kecamatan itu belum optimal. “Pasar yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap PAD hanya 4 pasar daerah, sedangkan sisanya pemasukannya kecil-kecil,” kata Kepala Dinas Pasar Kabupaten Jember, Chayat Havid Setiyadi.
Guna mendongkrak PAD dari 27 pasar itu, saat ini tengah diadakan pengamatan terhadap berbagai hal yang menyebabkan kecilnya sumbangan pasar-pasar tersebut terhadap PAD. Ia mengakui selama ini, ketersediaan sarana dan prasarananya masih terbatas.
“Kita masih mencari akar permasalahannya, mengapa pasar-pasar itu memberikan sumbangan PAD yang tidak begitu besar dan tidak terlalu banyak dikunjungi oleh konsumen,” terangnya. Bahkan, ia kerap mendapatkan laporan, bahwa para pedagang di pasar-pasar itu enggan ditarik retribusi pasar.
“Hal ini apakah karena kurangnya kepuasan para pedagang dan pembeli dari sisi pelayanan ataukah masih adanya fasilitas yang kurang memadai. Semua hal itu masih kita pelajari dulu permasalahannya,” tukasnya. Setelah ditemukan akar permasalahannya, ia bakal melakukan upaya pembenahan secara bertahap sehingga kondisi pasar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Setidaknya, beberapa permasalahan sudah ditemukannya. Dari sisi keamanan dan kebersihan, sejumlah puluhan pasar itu relatif kurang terjamin. Selain itu, ketika hujan tiba kondisi pasar menjadi becek. Tentunya, hal itu membuat para konsumen enggan berkunjung ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari. “Kalau konsumen sedikit yang datang ke pasar maka penghasilan pedagang juga akan kecil, karena sedikit orang yang membeli barang dagangannya,” ujarnya.
“Faktor kebersihan, keamanan dan keamanan pasar selama ini yang terus kita sorot. Ke depannya, berbagai kondisi itu akan kita ubah sedikit-demi sedikit sehingga situasi dan kondisi pasar bias menjadi lebih nyaman dirasakan oleh para pedagang maupun para pembeli,” ungkapnya. Hal-hal yang kurang memenuhi standar kelayakan, katanya, akan diubah menjadi lebih representatif.
Karenanya, guna meneliti personalan yang dihadapi oleh puluhan pasar itu, pihaknya memerintahkan kepada para mantri pasar untuk menyurvei dan melaporkan hasilnya secepat mungkin. Dengan begitu, akumulasi permasalahan pasar daerah bias teridentifikasi sedini mungkin.
“Semua mantri pasar sudah kami beri surat, untuk melaporkan hasilnya kepada kami,” paparnya. Dalam pertemuan dengan para mantri pasar itu akan membahas tentang program-program yang akan dilunucurkan ke depan. “Kami mempunyai sesuatu program yang harus dilakukan di sana,” tengara Havid.(sal)

Kategori

Blog Archive

Rabu, Maret 11, 2009
Pasar Kurang Representatif, Pedagang Enggan Bayar Retribusi
Diposting oleh Team Redaksi
Label: Berita Umum, Layanan Publik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar