Jumat, Februari 27, 2009

31 Pasar Daerah Bakal Dioptimalkan

Jember Derap
Dengan berdirinya Dinas Pasar sebagai imbas dari PP 41/2007, diharapkan mampu menyuplai Pendapatan Asli Daerah (PAD) lebih tinggi lagi. Karenanya, dinas tersebut mulai mendata berbagai kendala yang membuat ketidakoptimalan pengelolaan pasar daerah. Termasuk soal sulitnya penarikan retribusi dari para pedagang.
Kepala Dinas Pasar Kabupaten Jember, Chayat Havid Setyadi, mengatakan, pasar daerah tetap dinisbahkan menjadi lembaga perekonomian non formal dari semua strata masyarakat. Yang tentunya, juga menjadi tumpuan perputaran keuangan masyarakat ekonomi lemah, menengah dan tinggi.
Setidaknya, keberadaannya sangat signifikan bagi peningkatan perekonomian masyarakat Jember melalui kuatnya perputaran keuangan, barang dan jasa. “Dikategorikan sebagai pasar daerah karena banyaknya pedoman yang kita jadikan target, misalnya banyaknya los dan pedagang yang berjualan di dalamnya,” terangnya.
Sejauh ini, pasar daerah masih menjadi jujukan utama para pedagang dan tengkulak dari kota dan desa dalam menjual berbagai kebutuhan sehari-hari masyarakat. “Pasar sudah menjadi lembaga perekonomian yang sangat akrab oleh semua strata. Di dalamnya ada pedagang dan pembeli dari berbagai kalangan masyarakat. Makanya, kami ingin memberikan pelayanan yang optimal supaya pasar-pasar itu menjadi maju dan ramai,” katanya.
Ia mengatakan, secara umum permasalahan yang dihadapi oleh pasar adalah seputar keengganan masyarakat untuk berbelanja di pasar, dikarenakan minimnya fasilitas sarana prasarana dan situasi yang kurang menarik bagi pembeli. Misalnya, rendahnya kualitas kebersihan, keamanan, dan kenyamanan. “Kami menginginkan semua pasar daerah bisa terakomodasi dengan baik, supaya pedagangnya lancar menjual barang dagangannya dan pembelinya juga merasa nyaman,” ungkapnya.
Pasalnya, di tengah menjamurnya jumlah sarana perbelanjaan yang dinilai menawarkan nyaman seperti Indomart dan Alfamart, secara tidak langsung berpengaruh terhadap minat masyarakat berbelanja ke pasar-pasar daerah maupun tradisional. “Pada musim hujan sebagian besar pasar keadaannya memprihatinkan karena becek. Pembeli akhirnya malas pergi ke pasar, akibatnya penghasilan para pedagang menurun. Kalau sudah seperti itu retribusi sulit ditarik,” terangnya.
Karena itu, katanya, upaya mengoptimalkan pasar daerah bakal dilakukannya lewat perbaikan sarana dan prasarana yang bisa menumbuhkan kenyamanan para konsumen. Langkah yang ditempuhnya, mendata berbagai problem pasar yang memerlukan solusi segera. “Sekarang sedang ada pembaharuan data. Kita lihat dulu, pasar mana yang mendesak dan mana yang tidak mendesak untuk direhabilitasi,” katanya.
Pihaknya mengatakan, dari 31 pasar daerah yang dikelola oleh Pemkab Jember. Pasar Tanjung, Balung, Kalisar dan Ambulu dikategorikan sebagai pasar besar. Sebab beberapa pasar tersebut dinilai sebagai penyumbang terbesar PAD dibandingkan 27 pasar lainnya.
Tahun 2008 lalu, lanjutnya, pasar daerah mampu menyuplai PAD kurang lebih Rp 3,2 Milyar. Sedangkan tahun ini, target yang dibebankan pada Dinas Pasar untuk mendulang PAD sekitar Rp 3,5 Milyar atau meningkat 10 persen dari target tahun lalu.(sal)


Posting Komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template custom by Adiguna