Jumat, Agustus 29, 2008

Relawan Peragakan Evakuasi Penanganan Bencana


Jemberpost.com
Antisipasi bencana alam menjadi hal yang penting agar tidak terulang lagi atau meminimalisir terjadinya korban lebih banyak ketika terjadi bencana. Kemarin selama sehari berlangsung workshop III di Desa Kemiri-Panti Jember.Workshop yang diikuti oleh 100 orang dari relawan se Kabupaten Jember. Sedangkan pelaksaan workshop ditempatkan di Balai Desa Kemiri dan dilanjutkan dengan pretek informasi awal kondisi alam sampai dengan evakusi korban yang ditempatkan di Dusun Delima.
Oleh JICA (Japan Internasional Coorporeted Agency) kesengajaan workshop ditempatkan di Panti karena daerah itu pernah terkena bencana banjir bandang pada tahun 2006 lalu. “ Lewat sosialisasi dalam pelatihan itu diharapkan secara khusus warga Panti dan daerah lain yang rawan bencana dapat mengnatisipasi jika sewaktu-waktu terjadi banjir,”ungkap Mayu Wanatabe.
Kesiagapan yang dimaksud panitia terkait dengan informasi yang diberikan oleh relawan yang berada paling dekat dengan lokasi bencana di Kaliputih ke posko di Desa Kemiri. “Dari info itulah selanjutnnya ada antisipasi dari warga yang berada dibawah dapat siap siaga sehingga dalam prekatek evakuasi kemarin hanya 7 menit pelaksaannya,”tandas koordinator.
Sebagian pesertanya yang mengikuti workshop dan evakuasi selain dari relawan dari Gegana juga datang dari 3 dusun yakni Dusun Delima, Krajan dan Kantong yang dianggap rawan bencana banjir banding. “Ada 8 orang yang ikut dalam kegiatan itu sampai tuntas,”ujarnya.
Melihat kegiatan itu Asisten II yang juga sebagai wakil ketua Satlak BP Jember menganggap partisipasi dari masyarakat cukup bagus. “Karena dalam praktek evakuasi yang ditunjukkan masyarakat Dusun Delima ternyata banyak yang ikut terlibat baik tua maupun muda,”tandas Edy B Susilo di tengah-tengah kerumunan peserta.
Sebagai indikator dalam roda pemerintahan, Asisten II menilai keberhasilan salah satunya dipengaruhi oleh partisipasi dari masyarakatnya untuk mau diberi informasi. “Sehingga diharapkan nantinya muncul banyak lagi para relawan dari desa setempat dalam mengantisipasi bencana,”pungkasnya.
Namun juga diingatkan oleh Wakil Ketua Satlak Kabupaten Jember, perlu dilakukan kegiatan yang sama yang terus menerus untuk dilakukan kepada masyarakat yang rawan bencana. “Sehingga dengan kejadian yang sesungguhnya masyarakat sudah akan paham pada tugasnya, siapa yang memberikan info, siapa yang mengevakuasi sampai pada kesiapan alatnya,”terangnya.
Misalnya, alat penghubung yang dimiliki seperti Hady Tolky atau Hand Phone saat digunakan sedang rusak atau diestrum. “Maka petugas bisa mencari alternative penggunaan alat lain seperti kentongan yang sering digunakan oleh masyarakat pada umumnya,”pintanya.
Asisten II selain mengucapkan terima kasih pada pemerintah Jepang juga berkesempatan mengingatkan pada pemerintah desa setempat agar melakukan pendataan ulang. “Dengan data itu nantinya petugas atau relawan sudah tahu mana yang harus dievakuasi terlebih dahulu dan langsung tahu tempatnya misalnya di salah satu RT itu terdapat orang jompo atau anak-anak maka disitulah relawan bisa langsung melakukan evakuasi ,”cetusnya. (sal/jok)

Posting Komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template custom by Adiguna